MAKALAH BIOKIMIA
ELEKTOFORESIS
Kelas
2 fa 4
Gelombang
8
Kelompok
3
Nurul
Hanifah (211211
Rika
Antartika (21121174)
Tria
Wulandari (211211
Marcelina
Syafitri (21121
Mutiara
Esya A (2112
SEKOLAH TINGGI FARMASI BANDUNG
LABORATORIUM BIOKIMIA
2013/2014
1.
PRINSIP
Elektroforesis
ditakrifkan sebagai migrasi molekul bercas didalam satu larutan melalui suatu
medan elektrik. Jenis
elektroforesis yang paling lazim digunakan untuk protein ialah elektroforesis
zonan (zonal electrophoresis) di mana protein dipisahkan dari satu campuran
yang kompleks kepada jalur (band) melalui migrasi didalam larutan penimbal
berair melalui satu matrik polimer dipanggil gel. Gel poliakrilamid merupakan matrik
yang paling lazim didalam elektroforesis protein, walaupun matrik lain seperti
kanji dan agaros juga digunakan. Matrik
gel boleh dibentuk sama ada didalam tiub kaca atau keping (slab) diantara dua
kepingan kaca.
2.
PENDAHULUAN
Elektroforesis
adalah suatu teknik yang mengukur laju perpindahan atau pergerakan
partikel-partikel bermuatan dalam suatu medan listrik. Prinsip kerja dari
elektroforesis berdasarkan pergerakan partikel- partikel bermuatan negatif
(anion), dalam hal tersebut DNA, yang bergerak menuju kutub positif (anode),
sedangkan partikel-partikel bermuatan positif (kation) akan bergerak menuju
kutub negatif (anode) (Klug & Cummings 1994: A-6). Elektroforesis digunakan
untuk mengamati hasil amplifikasi dari DNA. Hasil elektroforesis yang terlihat
adalah terbentuknya band yang merupakan fragmen DNA hasil amplifikasi dan
menunjukkan potongan-potongan jumlah pasangan basanya (Klug & Cummings
1994: 397). Elektroforesis digunakan dengan
tujuan untuk mengetahui ukuran dan bentuk suatu partikel baik DNA, RNA dan
protein. Selain itu, elektroforesis juga digunakan untuk fraksionasi yang dapat
digunakan untuk mengisolasi masing-masing komponen dari campurannya,
mempelajari fitogenetika, kekerabatan dan mempelajari penyakit yang diturunkan
(Klug & Cummings 1994: A-6). Elektroforesis dalam bidang genetika,
digunakan untuk mengetahui ukuran dan jumlah basa yang dikandung suatu sekuen
DNA tertentu (Klug & Cummings 1994: A-7). Elektroforesis dapat dibagi
menjadi tiga yaitu elektroforesis kertas, elektroforesis gel, dan
elektroforesis kapiler. Dalam makalah ini dibahas elektroforesis kapiler.
Elektroforesis kapiler adalah metode elektroforesis yang digunakan untuk
memisahkan asam amino, protein, lipid, karbohidrat, dan nukleotida dengan resolusi
tinggi yang dilakukan pada pipa kapiler berisi buffer. Metode ini mulai
digunakan secara luas pada akhir tahun 1940. untuk aplikasi dalam berbagai
bidang seperti bioteknologi, kimia, lingkungan, dan analisis farmasi.
Elektroforesis kapiler menggunakan listrik bertegangan tinggi yang menyebabkan
semua komponen ion atau molekul netral bergerak ke katoda. Deteksi dapat
dilakukan dengan teknik pendeteksian spektrometri atau elektrokimia. Teknik
pemisahan ini dipengaruhi oleh tegangan listrik, koefisien difusi, panjang, dan
diameter pipa kapiler, serta konsentrasi sampel. Metode ini memiliki efisiensi
dan selektivitas yang baik namun boros listrik karena menggunakan tegangan
tinggi dan alatnya juga mahal. Karakteristik elektroforesis kapiler yaitu : Menggunakan pipa kapiler pada pemisahan elektroforesis.
Memanfaatkan medan listrik berkekuatan
tinggi, lebih dari 5 V/cm. Menggunakan
detektor berteknologi modern, sebagaimana yang ada pada kromatogram. Efisiensinya kadangkala sama dengan
kromatografi gas kapiler, namun juga bisa lebih besar. Membutuhkan waktu beberapa menit untuk mengamati
sampel. Mudah diotomatiskan untuk
menganalisis dalam segi kuantitatif, dan mudah digunakan. Terbatas dalam mengkomsumsi (melibatkan) sejumlah
reagent. Metode ini lebih aplikatif
untuk menyeleksi dalam ukuran luas, dibandingkan dengan teknik separasi lainnya.
Salah satu keuntungan utama dari CE adalah dibutuhkan peralatan yang sederhana.
CE terdiri dari satu daya tegangan tinggi, penyangga reservoir, sebuah kapiler,
dan sebuah detektor. Pengaturan dasar dapat diuraikan dengn peningkatan fitur
seperti sampel, peralatan injeksi ganda, mengontrol suhu kapiler, pengaturan
penyediaan daya, detektr ganda, dan kumpulan fraksi. Berbagai model
elektroforesis kapiler dapat dilakukan menggunakan instrumen CE. Dasar dari
perbedaan model pemisahan dapat dikarenakan bahwa elektroforesis kapiler telah
dikembangkan dari suatu kombinasi elektroforesis dan teknik kromatografi. Istilah
umumnya ini dapat dianggap sebagai pemisahan elektroforesis dari sejumlah
senyawa di dalam tabung sempit. Walaupun sebagian besar aplikasi telah
dilakukan menggunakan cairan sebagai media pemisah, teknik elektroforesis
kapiler dimana kapiler berisi elektroforesis gel, lapisan kromatografi.
Proses Elektroforesis
Kapiler
Alat-alat
yang digunakan pada elektroforesis kapiler adalah Kolom kapiler (dengan silika,
jendela optis agar bias diamati prosesnya dari luar) Dua buah elektroda. Power supply (bisa diatur untuk bertegangan
tinggi) Detector (sinar UV) Larutan
buffer beserta dua buah tempat penyimpanannya. Pergeseran waktu (migration
time) tm merupakan waktu yang dibutuhkan larutan untuk bergerak dari kolom
kapiler menuju jendela detektor. Hal-hal yang mempengaruhi mekanisme proses
ialah mobilitas elektroforesis (electrophoretic mobility) µep(cm2/Vs), kecepatan
elektroforesis (electrophoretic velocity) vep (cm/s), dan besarnya medan
listrik (electric field strength) E (V/cm). Hubungannya dapat dilihat pada persamaan
dibawah: Kecepatan merupakan hasil kalkulasi dari membagi perpindahan waktu
dengan jarak pipa kapiler dari detektor. Mobilitas tergantung pada hasil
pembagian antara kecepatan dengan besar medan listrik. Ketinggian cairan sampel
pada pipa kapiler tergantung pada jenis buffer yang dipakai, kondisi pH dan temperatur.
Panjang pipa kapiler yaitu panjang menuju detektor (Ld), dan panjang total
(Lt), panjang ketika proses separasi terjadi pada segmen kapiler, Ld , dan panjang
keselurahan adalah Lt, selisih atau kelebihan Lt terhadap Ld harus diketahui
untuk menghubungkan pipa kapiler pada buffer reservoir. Pada sistem P/ACE excees
panjangnya bernilai 7 cm, dengan ukuran panjang ini apabila susunan pipa
tersebut dibalikkan maka akan terjadi suatu separasi yang cepat.
Muatan
negatif dinding menarik muatan positif ion dari larutan buffer, menghasilkan
dua lapisan elektrik. Ketika tegangan yang dilibatkan melewati pipa kapiler, kation
yang ada didalam jumlah yang panjang (banyak)pada lapisan ganda (double layer),
berpindah secara langsung kadalam katoda dengan mengikutsertakan air. Hasilnya
adalah jaringan aliran larutan buffer pada elektroda negatif. Meningkatnya konsentrasi
akan mengakibatkan aliran elektroosmosisnya menjadi menurun.
Metode-metode Elektroforesis kolom kapiler
1.
Capillary Zone Electrophoresis atau Zona elektroforesis kapiler
2.
Isoelectric Focusing atau Pemusatan isoelektrik kapiler
3.
Capillary Gel Electrophoresis atau Elektroforesis Kapiler Gel
4.
Isotachophoresis atau Isotakoforesis Kapiler
5.Micellar
Electrokinetic Capillary Chromatography atau Misel Kapiler Kromatografi
Elektrokinetik
6.
Elektrokromatografi Kapiler Pada elektroforesis, campuran senyawa berbeda pada larutan
biasanya dikenal sebagai zona relatif sempit, ke dalam sistem pemisah, dan
induksi untuk bergerak di bawah pengaruh suatu potensial yang diterapkan.
Sesuai
dengan perbedaan pada keefektifan mobilitas dari perbedaan senyawa di bawah
pengaruh medan listrik, kemudian campuran berpisah menjadi zona spasial diskrit
senyawa tunggal setelah beberapa waktu. Pemisahan elektroforesis bisa dilakukan
dengan sistem kontinu atau tidak kontinu. Pada kasus dimana digunakan
elektrolit kontinu, larutan yang dinamakan elektrolit dasar membentuk sebuah
rangkaian sepanjang jalur perpindahan. Rangkaian ini tidak berubah oleh waktu dan
menyediakan sebuah media sambungan untuk aliran arus listrik serta pembentukan medan
listrik sepanjang jalur perpindahan.Umumnyaelektrolit dasar adalah sebuah penyangga
yang dengan selektif mempengaruhi keefektifan mobilitas. Dengan merubah
karakteristik dari sistem elektrolit dasar sepanjang jalur perpindahan,
pemisahan bisa dioperasikan baik sebagai kinetik ataupun proses yang tidak
bergerak. Pada proses kinetik, komposisi dari elektrolit dasar adalah konstan
sepanjang jalur perpindahan. Potensial listrik dan keefekifan mobilitas dari
senyawa yang dipisahkan juga konstan. Maka dari itu, senyawa yang berbeda
berpindah dengan konstan tetapi kelajuan berbeda dengan arus konstan lewat
sistem. CZE, CGE, MEKC, dan CEC merupakan contoh dari pemisahan. Pada proses
statis, komposisi dari elektrolit dasar tidak konstan. Medan listik dan
keefektifan mobilitas dapat berubah sepanjang jalur perpindahan. Tipe pemisahan
ini paling sering digunakan untuk proses pembentukan gradien pH sepanjang jalur
perpindahan. Setelah selang waktu, komponen tertentu dari sampel seperti
ampholytes, akan berhenti untuk berpindah dan berpusat pada posisi tertentu
sesuai pada titik isoelektriknya.
Capillary Gel
Electrophoresis
Mekanisme
utama pemisahan elektroforesis kapiler gel didasarkan pada perbedaan ukuran zat
yang terlarut sebagai analit berpindah dari pori kolom gel yang terisi penuh.
Gel berpotensi digunakan untuk pemisahan elektroforesis karena pemisahannya berdasarkan
pada “molecular sieving” dan bertindak sebagai media anti konvektif,
meminimalisir difusi zat yang terlarutkan yang mengkontribusi pelebaran zona, mencegah
penyerapan zat yang terlarut ke dinding kapiler serta membantu eleminasi
elektroosmosis. Gel harus memiliki karakter tertentu seperti stabilitas temperatur
dan kesesuaian jarak ukuran pori untuk menjadi media elektroforesis yang
sesuai. Hijerten dan Zhu menggunakan poliaklrilamide dan agarose gelas kapiler
dengan 150µm I.D. untuk pemisahan elektroforesis molekul kecil dan besar. CGE dengan
koleksi fraksi telah tampil untuk mikropreparasi purifikasi dari makromolekul. Karger
dan rekan kerjanya mendapatkan efisiensi pemisahan tingkat tinggi (hingga 30
juta plat teoritis per meter) menggunakan kolom kapiler berisi gel. Kapiler-kapiler
tersebut dipenuhi gel-gel poliakrelamide yang mengandung natrium dodesil sulfat.
Teknik ini juga disebut pemisahan SDS-PAGE kapiler dan telah digunakan untuk
pemisahan protein-protein, polinukleutida, dan fragmen-fragmen DNA. Kesuksesan
yang didapatkan ditandai dengan sebagian teknik digunakan untuk pengembangan prosedur
untuk pautan silang akrilamide dan disakrilamide monomer di dalam kapiler sumbu
silika. Poliakrilamide hasilnya memiliki struktur gel yang acak yang dapat
terikat ke dinding kapiler melalui adisi dari reagen dwifungsi. Ukuran pori
ditentukan dari konsentrasi total gel, %T (T=[bis+akril]/V, dimana bis, akril,
dan V adalah berat bisakrilamit, berat akrilamit dan total volume) dan
konsentrasi dari agen pautan silang, %C (C=[bis+akril]/akril). Ketika gel tersebut
terikat pada perukaan kapiler elektroosmosis dapat dieleminasi sejak bentuk
protein mengkompleks dengan SDS yang bermuatan negatif, injeksi dan deteksi
dilakukan pada ujung katoda dan anoda dari kapiler. SDS-PAGE Kapiler memiliki
beberapa keuntungan dibandingkan gel elektroforesis konvensional, termasuk kebutuhan
sampel yang kecil, kemungkinan automatisasi dan sensifitas yang tinggi. Dengan mengeksploitasi
kemampuan melewati yang tinggi dan pemisahan dua dimensi dari susunan gel dan
cepat dan penetapan masa molekul yang efisien dan kuantitas dari susunan
kapiler, keuntungan tinggi telah dihasilkan dari pemisahan dan analisa variasi biomolekul
besar yang luas. Metode seperti ini dilakukan dengan melibatkan gel, gel
diisikan kedalam pipa kapiler contohnya polyacrylamida, dan agarosa. Metode ini
penting diterapkan pada saat melakukan separasi DNA.
3.
PROSES
SDS- PAGE
Elektroforesis gel
merupakan salah satu teknik utama dalam biologi molekular. Prinsip dasar teknik
ini adalah bahwa DNA, RNA, atauprotein dapat dipisahkan oleh medan
listrik. Dalam hal ini, molekul-molekul tersebut dipisahkan berdasarkan
laju perpindahannya olehgaya gerak listrik di dalam matriks gel. Laju perpindahan
tersebut bergantung pada ukuran molekul bersangkutan. Elektroforesis gel
biasanya dilakukan untuk tujuan analisis, namun dapat pula digunakan sebagai
teknik preparatif untuk memurnikan molekul sebelum digunakan dalam
metode-metode lain seperti spektrometri massa, PCR, kloning, sekuensing DNA, atau immuno-blotting yang merupakan metode-metode
karakterisasi lebih lanjut.
Gel yang digunakan biasanya merupakan polimer bertautan silang (crosslinked)
yang porositasnya dapat diatur sesuai dengan kebutuhan. Untuk memisahkan protein atau asam
nukleat berukuran kecil (DNA, RNA, atau oligonukleotida),
gel yang digunakan biasanya merupakan gel poliakrilamida, dibuat
dengan konsentrasi berbeda-beda antara akrilamida dan zat yang memungkinkan pertautan
silang (cross-linker), menghasilkan jaringan poliakrilamida dengan
ukuran rongga berbeda-beda. Untuk memisahkan asam nukleat yang lebih besar
(lebih besar dari beberapa ratus basa), gel yang
digunakan adalah agarosa (dari ekstrak rumput laut)
yang sudah dimurnikan.
Dalam proses elektroforesis, sampel molekul ditempatkan ke dalam
sumur (well) pada gel yang ditempatkan di dalam larutan
penyangga, dan listrik dialirkan kepadanya. Molekul-molekul
sampel tersebut akan bergerak di dalam matriks gel ke arah salah satukutub listrik sesuai dengan muatannya.
Dalam hal asam nukleat, arah pergerakan adalah menuju elektrode positif, disebabkan oleh muatan
negatif alami pada rangka gula-fosfat yang dimilikinya. Untuk menjaga agar
laju perpindahan asam nukleat benar-benar hanya berdasarkan ukuran (yaitu
panjangnya), zat seperti natrium hidroksida atau formamida digunakan untuk menjaga agar asam
nukleat berbentuk lurus. Sementara itu, protein didenaturasi dengan deterjen (misalnya natrium dodesil sulfat, SDS)
untuk membuat protein tersebut berbentuk lurus dan bermuatan negatif.
4.
JURNAL PRAKTIKUM
LAPORANPRAKTIKUM
ELEKTROFORESIS
GEL AGAROSE | BIOTEKNOLOGI
TUJUAN
1. Memahami dan melakukan teknik pemisahan senyawa
dengan metode elektroforesis.
2. Mengetahui cara mengukur fragmen DNA.
DASAR TEORI
Elektroforesis adalah teknik yang
digunakan untuk memisahkan dan memurnikan suatu makromolekul khususnya protein
dan asam nukleat berdasarkan perbedaan ukuran. Elektroforesis merupakan metode
yang paling banyak dipakai saat ini dalam percobaan biokimia dan biologi
molekuler (Magdeldin, 2012). Elektroforesis gel agarosa adalah teknik paling
baik yang pernah dibuat dan secara rutin digunakan di laboratorium klinis untuk
analisis protein dan DNA pada berbagai cairan biologis (serum, urin, CSF). Teknik
ini merupakan teknik yang menggunakan prinsip elektroforesis zona. Seperti yang
diketahui, molekul protein bermigrasi pada medium padat/gel yang direndam
dengan suatu larutan penyangga di bawah pengaruh medan listrik. Migrasi ini tergantung
pada muatan listrik, titik isoelektrik bersih dan massa molekul protein (Jean
and Francois G., 2010)
Prinsip kerja elektroforesis gel
dimulai saat makromolekul yang bermuatan listrik ditempatkan pada medium berisi
tenaga listrik. Molekul- molekul tersebut akan bermigrasi menuju kutub positif
atau kutub negatif berdasarkan muatan yang terkandung di dalamnya (Magdeldin,
2012). Molekul-molekul yang bermuatan negatif (anion) akan bergerak menuju
kutub positif (anoda), sedangkan molekul-molekul yang bermuatan positif (kation)
akan bergerak menuju kutub negative (katoda) (Klug and Cummings, 1994). Elektroforesis
digunakan untuk menyediakan informasi mengenai ukuran, konfirmasi dan muatan
dari protein dan asam nukleat. Elektroforesis dalam skala besar memungkinkan untuk
digunakan sebagai metode pemisahan yang dapat digunakan untuk menentukan
komponen dari protein atau asam nukleat setiap individu (Fairbanks &
Andersen, 1999). Elektroforesis gel memisahkan makromolekul berdasaran laju
perpindahannya melewati suatu gel di bawah pengaruh medan listrik. Elektroforesis
gel memisahkan suatu campuran molekul DNA menjadi pita-pita yang masing- masing
terdiri atas molekul DNA dengan panjang yang sama (Campbell dkk, 2002). Ada
tiga jenis gel yang dapat digunakan dalam elektroforesis DNA, yaitu:
1. Gel poliakrilamida denaturasi,
berfungsi untuk memurnikan penanda oligonukleotida dan menganalisis hasil
ekstensi primer.
2. Gel alkalin agarosa , berfungsi
untuk memisahkan rantai DNA yang berukuran besar.
3. Gel agarose formaldehid
denaturasi, berfungsi untuk menyediakan sistem elektroforesis yang digunakan
untuk fraksi RNA pada ukuran standar (Davis dkk. 1994). Biasanya, gel agarosa
digunakan untuk memisahkan fragmen DNA yang lebih besar (lebih dari 200 bp) dan
gel poliakrilamida digunakan untuk fragmen kecil (kurang dari 200 bp). Jarak antara
dua fragmen DNA yang berbeda ukuran dapat ditentukan berdasarkan konsentrasi
matriks agarose. Mobilitas/pergerakan DNA relative tergantung pada
faktor-faktor tertentu, terutama pada konsentrasi agarosa dalam gel, kekuatan
arus yang digunakan, kekuatan ionik dari larutan buffer, dan konformasi fragmen
DNA itu sendiri. Molekul DNA bermigrasi melalui pori-pori kecil yang terbentuk
dalam padatan gel agarosa. Secara umum, molekul yang lebih kecil bergerak lebih
cepat dan bermigrasi lebih jauh dari molekul kecil karena memiliki gesekan yang
lebih rendah saat bergerak menuju elektroda positif. Konsentrasi yang rendah
pada gel agarosa memberikan resolusi yang lebih baik untuk fragmen besar, dengan
memberikan pemisahan yang lebih besar antara band yang secara ukuran tidak
terlalu jauh berbeda. Konsentrasi gel yang lebih tinggi, di sisi lain, dapat
mengurangi kecepatan migrasi fragmen panjang yang sementara itu dapat
memfasilitasi pemisahan yang lebih baik pada fragmen DNA kecil (Lee &
Bahaman, 2010). Namun, fragmen yang lebih besar dapat bermigrasi secara lebih
cepat daripada fragmen yang lebih kecil, karena tegangan pada gel yang ditingkatkan.
Selain itu, DNA memiliki muatan yang konsisten untuk rasio massa, sehingga
ukuran molekul DNA merupakan faktor utama yang mempengaruhi migrasi melalui
matriks gel. Terlepas dari kenyataan bahwa penerapan tegangan tinggi dapat
meningkatkan kecepatan migrasi fragmen DNA, tetapi juga dapat menurunkan resolusi
pemisahan (di atas sekitar 5 sampai 8 V/cm). Untuk alasan itu, resolusi terbaik
dari fragmen yang lebih besar dari 2 kb dicapai dengan menerapkan tidak lebih
dari 5 V/cm pada gel (Lee & Bahaman, 2010).
Elektroforesis gel memiliki
beberapa komponen yang terdiri dari:
1. Comb: digunakan untuk membentuk well
pada gel agarose.
2. Tray : digunakan untuk sebagai cetakan
gel agarose.
3. Chamber : digunakan sebagai
wadah gel agarose.
4. Sumber listrik: digunakan untuk memberi
arus saat proses elektroforesis (Birren and Lai, 1993).
Dalam elektroforesis juga digunakan
bahan-bahan sepert Etidium Bromida yang bersifat karsinogenik dan Brom Fenol
Blue. Hal tersebut karena Etidium Bromida dapat meningkatkan daya fluoresensi
dari DNA sehingga dapat terlihat jelas, sedangkan Brom Fenol Blue berfungsi
sebagai pewarna untuk memantau kecepatan molekul DNA pada gel (Birren and Lai,
1993).
ALAT DAN BAHAN
ALAT
1. Satu set alat elektroforesis
2. Mikropipet dan tip
3. Gel Doc
4. Power Supply
5. Parafilm
BAHAN
1. DNA Marker
2. Produk DNA
3. Ethidium Bromide (EtBr)
4. dd H2 O
5. Gel Agarose
6. Loading Buffer (Loading dye)
7. Buffer Tri-Asetat-EDTA (TAE)
8. Akuades
CARA KERJA
Pembuatan Gel Agarose
0,4 gram bubuk agarose dilarutkan pada 50 ml Buffer
TAE .
Campuran tersebut dilarutkan dengan cara dipanaskan.
Setelah semua terlarut kemudian didiamkan pada suhu
±50°C.
Gel Comb dipasang pada tangki elektroforesis.
Larutan agarose dituangkan pada tangki
elektroforesis dan didinginkan hingga mengeras.
Setelah gel tersebut mengeras, gel comb dapat
diambil dan gel agarose siap untuk digunakan.
Elektroforesis Gel Agarose direndam dengan Buffer
TAE.
1µl loading dye dicampur dengan 3µl produk DNA pada parafilm
yang telah tersedia dengan bantuan mikropipet.
Campuran tersebut dituangkan ke sumur/well pada gel
agarose. Sedangkan untuk 3µl DNA marker 1kb dituangkan pada sumur/ well yang
berada pada paling tepi atas dan bawah.
Tangki elektroforesis kemudian ditutup dan
dihubungkan ke power supply. Power Supply ( 400mA, 90V) dinyalakan selama 30
menit.
Dokumentasi
Gel agarose hasil elektroforesis direndam pada
larutan EtBr selama ± 15 menit. Dilanjutkan dengan direndam dalam akuades
selama ± 15 menit. Divisualisasi dengan menggunakan Gel Doc dan kemudian diambil
gambarnya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL
PEMBAHASAN
Tujuan dari praktikum kali ini adalah agar mahasiswa
dapat memahami secara baik dan mampu untuk melakukan salah satu teknik/metode pemisahan
senyawa ( DNA dan Protein), yaitu metode elektroforesis. Selain itu diharapkan mahasiswa
juga dapat mengetahui bagaimana cara mengukur fragmen DNA pada praktikum ini. Secara
singkat, elektroforesis adalah suatu teknik pemisahan molekul selular
berdasarkan ukurannya, dengan menggunakan medan listrik yang dialirkan pada
suatu medium yang mengandung sampel yang dipisahkan. Teknik ini dapat digunakan
dengan memanfaatkan muatan listrik yang ada pada makromolekul, misalnya DNA yang
bermuatan negatif (Yuwono, 2005). Prinsip kerjanya adalah jika molekul yang bermuatan
negatif (DNA) dilewatkan melalui suatu medium, misalnya gel agarose, kemudian
dialiri arus listrik dari satu kutub ke kutub yang berlawanan muatannya
(positif), maka molekul tersebut akan bergerak dari kutub negatif ke kutub positif
( Elektroforesis ) melalui membran matriks gel agarose tersebut (Yuwono, 2005).
Terdapat dua macam teknik elektroforesis yang telah berkembang yaitu,
elektroforesis horizontal maupun vertikal (Lisdiyanti, 1997).
Praktikum elektroforesis gel ini dimulai dengan pembuatan
gel agarose 0,8%. Praktikan tidak melakukan pembuatan gel agarose 0,8% karena dilakukan
oleh asisten praktikum. Secara umum, proses pembuatan gel agarose 0,8%
dilakukan dengan cara mencampurkan bubuk agarosa dengan larutan buffer TAE,
yang kemudian dipanaskan di dalam microwave, selanjutnya dituangkan ke dalam
cetakan yang telah disiapkan dengan comb- nya dan tunggu sampai mengeras. Bubuk
agarose yang digunakan sebanyak 0,4 gr dan larutan running buffer TAE
(Trisasetat-EDTA) sebanyak 50 mL yang berperan untuk memudahkan migrasi dari fragmen
DNA berdasarkan perbedaan kekuatan ionik (Magdeldin, 2012). Setelah gel
mengeras, gel dimasukkan ke dalam ruang elektroforesis dan dilakukan penambahan
running buffer. Penambahan running buffer dilakukan dengan tujuan mempermudah
pengerasan gel saat dilakukan pemanasan (Gardner dkk, 1991). Tahap selanjutnya
adalah mencampurkan DNA dengan loading buffer yang memiliki fungsi membantu
sampel turun ke dalam well dan membantu memonitor berapa lama proses elektroforesis
telah berlangsung karena memiliki pewarna bromofenol biru (Magdeldin, 2012).
Selanjutnya dilakukan penuangan campuran loading
buffer dengan produk DNA sebanyak 4µl dan juga larutan marker 1kb sebanyak 3µl
pada sumur/well yang telah dibentuk pada gel. Sedangkan untuk marker 1kb
dituang pada dua sisi ujung (atas dan bawah) well yang ada. Proses pemindahan
dilakukan dengan memakai mikropipet dan harus dilakukan secara hati-hati agar
campuran DNA dengan loading buffer tidak “meluber” ke bagian well yang lain.
DNA memiliki muatan negatif (DNA mengandung gugus PO 4 ) sehingga diharapkan
akan bergerak menuju kutub positif (Martin, 1996).
Marker adalah segmen DNA yang spesifik dan telah diketahui
ukurannya. Marker berfungsi sebagai acuan untuk mengetahui ukuran DNA hasil ampifikasi.
Marker DNA yang terdapat di dalam ruang elektroforesis berfungsi sebagai
penanda posisi pasangan basa dari molekul DNA yang bermigrasi. Marker-marker
DNA tersebut merupakan marker yang telah dibuat oleh pabrik sehingga tanda
pasangan basanya jelas. Salah satu contoh marker DNA adalah lambda HindIII. Marker
tersebut memiliki delapan fragmen DNA dengan kisaran 125 pb hingga 23.130 pb
(Birren and Lai, 1993; Martin, 1996). Praktikum dilanjutkan dengan memasang
penutup ruang elektroforesis dan diberikan arus listrik untuk tahap running.
Running elektroforesis dilakukan pada tegangan 90 Volt dan dengan arus sebesar
400 mA selama 30 menit. Kecepatan migrasi DNA sangat dipengaruhi oleh tegangan listrik
dan arus listrik yang di berikan oleh power supply ke tangki elektroforesis.
Fragmen DNA yang besar akan bergerak lebih cepat dibandingkan dengan fragmen
DNA yang kecil (Magdeldin, 2012). Gel agarose nantinya akan dikeluarkan dari
ruang elektroforesis setelah mengalami perubahan warna. Dokumentasi dilakukan
dengan gel doc (Davis dkk, 1994). Pada tahap dokumentasi hal yang pertama dilakukan
adalah merendam gel agarose hasil elektroforesis pada larutan EtBr kurang lebih
selama 15 menit. Larutan ini berfungsi untuk meningkatkan daya fluoresensi DNA
saat disinari sinar UV dalam Gel Doc. Setelah itu dilakukan pembilasan dengan
menggunakan Aquades selama kurang lebih 15 menit juga. Setelah tahap-tahap tersebut
barulah divisualisasi dengan menggunakan Gel Doc.
Gel doc adalah alat yang digunakan untuk mengamati
dan mendokumentasikan hasil elektroforesis. Komponen gel doc terdiri dari lampu
UV, kamera dan komputer. Lampu UV berfungsi menerangi bagian dalam dalam dari
gel doc, kamera berfungsi memotret hasil elektroforesis dan komputer berfungsi
menjalankan proses dokumentasi lewat bantuan software (Davis dkk, 1994). Dalam
proses elektoforesis terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi laju pergerakan
dari molekul DNA, yaitu:
1. Ukuran Molekul DNA Molekul yang berukuran
lebih kecil akan cepat bergerak melewati gel karena hambatan yang akan dihadapi
tidak lebih banyak dibandingkan molekul berukuran besar.
2. Konsentrasi gel
Semakin tinggi konsentrasi agarosa, semakin kaku gel
yang dibuat sehingga sukar untuk dilewati molekul-molekul DNA. Konsentrasi
agarosa yang lebih tinggi memudahkan pemisahan DNA yang berukuran kecil,
konsentasi agarosa yang lebih rendah memudahkan pemisahan DNA dengan ukuran
yang lebih besar.
3. Bentuk molekul
Molekul yang memiliki bentuk elips atau fibril akan
lebih cepat bergerak dibandingkan dengan yang berbentuk bulat.
4. Densitas muatan
Densitas muatan yaitu muatan per unit volume molekul.
Molekul dengan densitas muatan tinggi akan bergerak lebih cepat dibandingkan
molekul dengan densitas muatan yang rendah.
5. Pori-pori gel
Semakin kecil pori-pori gel yang digunakan, semakin
lambat pergerakan molekul DNA.
6. Voltase
Semakin tinggi tegangan listrik yang diberikan, semakin
cepat pergerakan molekul DNA.
7. Larutan buffer elektroforesis
Buffer dengan kadar ion tinggi akan menaikkan konduktansi
listrik sehingga mempercepat migrasi DNA (Wolfe, 1993).
Pada hasil praktikum ini terlihat bahwa pita fragmen
DNA yang tersinari UV tidak menunjukkan adanya pergerakan atau migrasi sama
sekali, yang terlihat hanyalah migrasi dari marker DNA pada sisi tepi gel
agarose. Hal yang semacam ini kemungkinan disebabkan oleh terlalu lamanya penyimpanan
untai DNA setelah di isolasi pada praktikum yang sebelumnya, atau terdapat
sedikit kesalahan dalam penyimpanan. Tetapi, jika dilihat dari faktor-faktor
yang mempengaruhi proses elektroforesis dengan kondisi-kondisi yang sudah dicek
secara baik dirasa tidak mungkin untuk tidak bermigrasi sama sekali untai DNA
tersebut. Jadi ada kemungkinan faktor yang lain yang dapat mempengaruhi
keberhasilan pada proses ini, yaitu untai DNA itu sendiri. Kenapa bisa begitu, dimungkinkan
karena dalam proses penyimpanan sebelumnya yang kurang baik, yaitu dari suhu penyimpanan.
Jika pita fragmen DNA dapat terlihat maka dapat dihitung panjang fragmen dari
suatu produk DNA. Pita fragmen DNA dapat diukur dengan menggunakan suatu kurva
regresi linier.
KESIMPULAN
1. Teknik pemisahan senyawa dengan elektroforesis
gel agarose termasuk dalam jenis elektroforesis
zona dengan menggunakan teknik elektroforesis horizontal.
2. Elektroforesis memiliki prinsip
kerja bahwa suatu molekul (DNA) yang bermuatan negatif jika dialiri listrik
akan bergerak menuju kutub positif milik elektroforesis melalui matriks membran
gel agarose.
3. Panjang fragmen DNA dapat
terlihat dengan menggunakan gel doc yang pada saat didalamnya disinari dengan
menggunakan sinar UV, setelah sebelumnya dilakukan tahap elektroforesis.
Setelah itu panjang fragmen DNA dapat diukur menggunakan kurva regresi linier.
4. Faktor yang mempengaruhi laju migrasi
dari fragmen DNA pada elektroforesis gel adalah ukuran molekul DNA,
konsentrasi, bentuk molekul, densitas muatan, pori-pori gel, voltase, dan
larutan buffer elektroforesis. Selain itu ada faktor lain yang dapat muncul
sebagai yang mempengaruhi laju migrasi fragmen itu sendiri, yaitu ukuran
fragmen DNA dan faktor ketelitian serta kehati-hatian dalam proses penyimpanan produk
DNA jika produk tersebut sebelumnya disimpan.
ada daftar pustakanya? terimakasih
BalasHapus